Industri perhotelan di Jakarta tengah menghadapi tekanan berat akibat menurunnya tingkat hunian dan lesunya sektor pariwisata. Sejak awal tahun 2024, banyak hotel melaporkan penurunan jumlah tamu yang signifikan, baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara.

Pelaku industri mengaku kesulitan mempertahankan operasional secara penuh. Beberapa hotel bahkan mulai merumahkan karyawan secara bergilir untuk menekan biaya operasional. Jika situasi ini tidak membaik, potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal menjadi kenyataan yang tak terhindarkan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, menyebut kondisi ini sebagai salah satu yang terburuk dalam satu dekade terakhir. “Banyak hotel berjuang keras untuk tetap buka, tapi pendapatan tidak lagi menutupi beban gaji dan operasional,” ungkapnya.

Manajemen hotel pun mengambil berbagai langkah efisiensi, seperti mengurangi layanan tambahan, menutup sementara beberapa fasilitas, hingga menunda perekrutan karyawan baru. Namun, langkah-langkah ini belum cukup meredam dampak dari rendahnya okupansi.

Pemerintah DKI Jakarta sendiri mengaku sedang mencari solusi untuk mendukung sektor perhotelan. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah insentif pajak dan program promosi pariwisata dalam negeri. Namun, pelaku industri berharap langkah konkret segera diambil sebelum gelombang PHK benar-benar terjadi link alternatif medusa88.

Jika tidak ada intervensi cepat, sektor perhotelan bisa kehilangan ribuan tenaga kerja dalam waktu singkat. Para pekerja yang selama ini menggantungkan hidup dari industri ini terancam kehilangan mata pencaharian. Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu bertindak cepat agar krisis ini tidak berkembang lebih jauh.

By admin